dakwatuna.com - Kata-kata di atas kutemui pertama kali di selembar poster yang diletakkan di dinding kaca Student Store kampusku saat dulu masih berstatus sebagai mahasiswa. Kata-kata itu masih kuingat walaupun sudah beberapa tahun lalu aku menemuinya.
Terkesan! Itulah alasannya kenapa aku masih mengingatnya hingga sekarang. Terkesan dengan kata-katanya dan mencoba mencari makna di balik kata-kata itu. Maka, izinkan aku untuk berbagi apa yang aku dapatkan dari pencarian sebuah makna. ^_^
Jilbabku Bukan Belenggu
Kata belenggu jika dilihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki definisi ikatan (sehingga tidak bebas lagi). Jadi jika dikaitkan dengan frase: “Jilbabku Bukan Belenggu”, kurang lebih begini jadinya: “Jilbabku bukanlah hal yang membuat menjadi tidak bebas”. Maka frase “Jilbabku Bukan Belenggu” sangat pas jika kemudian disandingkan dengan frase “Jilbabku Kebebasanku”. Tentunya frase kedua ini berperan sebagai penguat dari frase pertama.
Ok. Setelah mengetahui sedikit makna secara bahasa dibalik kedua frase itu, lantas apa makna sesungguhnya dari keduanya?
Hmm.. Mungkin masih ada sebagian kita yang berpikir bahwa ketika seorang muslimah memutuskan untuk mengenakan jilbab, maka dia tidak akan bebas melakukan apapun, merasa dirinya terbatasi dengan jilbab yang dikenakan. Ketika berjilbab, seorang muslimah tak boleh melakukan ini itu, harus meninggalkan seluruh kebiasaan lamanya. Ketika berjilbab, seorang muslimah harus kalem, pendiam, dll. Hei.. benarkah statement ini??
Tidak 100% benar Kawan!
Siapa bilang ketika seorang muslimah memutuskan untuk berjilbab tak bebas melakukan apa-apa? Ada seorang muslimah yang hobi naik gunung, tetap naik gunung ketika memutuskan berjilbab syar’i, dengan rokcel-nya (rok celana). Ada seorang muslimah yang hobi nyanyi, akhirnya bernasyid ria ketika memutuskan berjilbab dan sering diminta tampil dalam acara kemuslimahan. Ada seorang muslimah yang hobi renang, tetap renang secara rutin di kolam renang khusus muslimah ketika memutuskan berjilbab.
Terkesan! Itulah alasannya kenapa aku masih mengingatnya hingga sekarang. Terkesan dengan kata-katanya dan mencoba mencari makna di balik kata-kata itu. Maka, izinkan aku untuk berbagi apa yang aku dapatkan dari pencarian sebuah makna. ^_^
Jilbabku Bukan Belenggu
Kata belenggu jika dilihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki definisi ikatan (sehingga tidak bebas lagi). Jadi jika dikaitkan dengan frase: “Jilbabku Bukan Belenggu”, kurang lebih begini jadinya: “Jilbabku bukanlah hal yang membuat menjadi tidak bebas”. Maka frase “Jilbabku Bukan Belenggu” sangat pas jika kemudian disandingkan dengan frase “Jilbabku Kebebasanku”. Tentunya frase kedua ini berperan sebagai penguat dari frase pertama.
Ok. Setelah mengetahui sedikit makna secara bahasa dibalik kedua frase itu, lantas apa makna sesungguhnya dari keduanya?
Hmm.. Mungkin masih ada sebagian kita yang berpikir bahwa ketika seorang muslimah memutuskan untuk mengenakan jilbab, maka dia tidak akan bebas melakukan apapun, merasa dirinya terbatasi dengan jilbab yang dikenakan. Ketika berjilbab, seorang muslimah tak boleh melakukan ini itu, harus meninggalkan seluruh kebiasaan lamanya. Ketika berjilbab, seorang muslimah harus kalem, pendiam, dll. Hei.. benarkah statement ini??
Tidak 100% benar Kawan!
Siapa bilang ketika seorang muslimah memutuskan untuk berjilbab tak bebas melakukan apa-apa? Ada seorang muslimah yang hobi naik gunung, tetap naik gunung ketika memutuskan berjilbab syar’i, dengan rokcel-nya (rok celana). Ada seorang muslimah yang hobi nyanyi, akhirnya bernasyid ria ketika memutuskan berjilbab dan sering diminta tampil dalam acara kemuslimahan. Ada seorang muslimah yang hobi renang, tetap renang secara rutin di kolam renang khusus muslimah ketika memutuskan berjilbab.