8 Jan 2019

Terjebak dalam Waktu yang Sia Sia


Seorang laki-laki meminta izin kepada Amirul Mukminin. Abu Ja’far al-Manshur untuk memperlihatkan kelihaiannya dalam beratraksi. Beliau pun memberinya izin.

Lantas lelaki tersebut mengambil banyak piring besar. Lalu dia mengombang-ambingkannya ke udara dengan kelihaian yang luar biasa tanpa ada satu pun yang jatuh ke tanah.

Abu Ja’far berkata, “Lalu apa lagi?” Kemudian dia mengeluarkan banyak tongkat. Pada tiap-tiap ujung tongkat terdapat tempat untuk menyusun tongkat lainnya. Selanjutnya dia melempar tongkat pertama dan langsung menancap di dinding. Lantas dia melempar tongkat kedua dan masuk ke lubang tongkat pertama, dan demikian seterusnya sampai seratus tongkat. Tidak ada satu pun yang jatuh ke tanah.

Setelah aksinya selesai dia berharap agar Amirul Mukminin dapat menghargai kelihaiannya. Akan tetapi, al-Manshur justru memanggil para algojonya seraya berkata, “Tangkap lelaki ini dan berilah dia seratus cambukan.”

Lelaki itupun berteriak, “Mengapa engkau melakukan ini, Amirul Mukminin?”
Beliau menjawab, “Karena kamu telah menyia-nyiakan waktu kaum muslimin untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka.”

Pandangan yang tajam dari Khalifah al Manshur tentang manfaat mengisi waktu perlu menjadi pelajaran bagi kita semua.

Betapa banyak kaum muslimin sekarang ini, termasuk generasi mudanya, yang terjebak dalam penggunaan waktu yang sia-sia. Bersusah payah untuk menambah keterampilan pada hal-hal yang tak penting. Sebab tidak menambah iman, amal sholeh, dan saling menasehati dalam dakwah dan sabar. "Demi waktu Ashar. Sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." (Qs. 103 ayat 1-3).

Banyak orang yang cerdas dalam berbagai bidang tapi tidak cerdas dalam mengisi waktu. Padahal kemenangan di dunia dan di akhirat tergantung dari bagaimana kecerdasan pengelolaan waktu kita (Time Intellegence). Ukurannya bukan uang atau materi seperti yang diajarkan motivator sekuler, tapi pahala (yang sebanyak-banyaknya) dan dosa (yang sesedikit mungkin).

Itulah sebabnya Rasulullah saw sampai mengutuk dunia ini dengan segala isinya, untuk mengingatkan manusia betapa waktu itu sangat mahal untuk disia-siakan. Tak sebanding antara waktu hidup yang singkat dengan bergegas mengumpulkan amal pahala.

Beliau saw bersabda : “Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah dan yang semisalnya, seorang yang mengajar dan belajar (kebaikan).” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).

Dalam hadits tsb, semua yang dilakukan manusia tak bermanfaat, kecuali TIGA AKTIVITAS :

1. Aktivitas zikir dalam pengertian yang luas (termasuk bekerja dengan niat, cara dan tujuan ibadah).
2. Aktivitas mengajar (mengajar agama dan mengajar ilmu yang baik).
3. Aktivitas belajar (belajar agama dan belajar apa pun yang baik).

Di luar itu, layaklah kita menghukum diri sendiri seperti Khalifah al Manshur yang menghukum rakyatnya karena telah menyia-nyiakan waktu.

Lalu bolehkah kita bersantai dan bersenang-senang? Boleh! Selama itu tidak menghabiskan sebagian besar waktu kita. Bersantai itu ibarat garam dalam makanan, sedikit tapi diperlukan.

Jika garam terlalu banyak, maka makanan menjadi tidak nikmat lagi. Begitupun hidup, jika terlalu banyak hiburan dan bersenang-senang maka hidup menjadi tidak nikmat lagi.

Agar hidup tak sia-sia, maka hati-hatilah terhadap jebakan waktu dengan menghabiskan waktu untuk:

3F (Fun, Fashion, Food)
3S (Sand, Sex, Smoke)
3M (Mouth, Music, Money).

Takutlah dengan ayat berikut agar kita tidak menyia-nyiakan waktu :

"Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.' Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami (untuk dimintai pertanggungjawaban)?" (Al Quran surat al Mukminun ayat 111 sd 115).

By Satria Hadi Lubis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Belajar bersama, berbagi cerita Template by Ipietoon Cute Blog Design