6 Mar 2020

Merasa Baik

Memiliki cita-cita untuk disukai semua orang itu adalah sebuah mimpi yang tidak akan tercapai. 
Sebaik apapun kita pasti akan tetap saja ada yang membenci. Jangankan kita, Rasulullah Saw saja manusia yang paling baik akhlaknya banyak orang yang membencinya. Banyak musuhnya alias haters-nya. Apalagi kita yang cuma orang biasa ini, biasa salah ngomong, biasa jutek, biasa bo'ong, biasa nyinyir, biasa su'udzon, dan masih banyak kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Pasti banyak kali ya yang membenci kita. (Kita? Oke oke aku aja kamu ENGGAK.)

Kita sering kali merasa sakit hati dengan ucapan orang lain, merasa tidak dihargai, merasa dijelek-jelekin, merasa kalau omongan orang itu salah dan gak tepat kalau ditunjukkan buat kita. 

Tau gak sih kenapa kita sering sakit hati?
Kalau kata Bapak Muchlis Katili (Trainer PPA Institute) kita sering tersinggung dengan perkataan orang lain karena kita merasa sudah baik. Catat!! MERASA BAIK. Weehh langsung tertampar hatiku denger kata pak Muchlis. Kamu tau kan, orang yang merasa baik itu tidak akan terima kalau dikritik, baginya nasehat itu seperti ejekan yang tepat menusuk hatinya. 

Eh aku jadi inget definisi takabur. Menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Bener gak?  Mmmm apa bisa ya dihubungkan begini, "orang yg mudah tersinggung itu ciri2 orang takabur." Ah sudahlah jadi ke mana-mana. 

Kata pak Muchlis apapun yg orang katakan pada kita ikhlaskan saja pada Allah. Jika ada yang berkata buruk bilang padanya begini, "Apa yang kamu katakan itu belum seberapa. Aku lebih buruk dari yang kamu katakan. Maka tolong doakan aku agar aku menjadi lebih baik," sambil senyum. 

So kawan, teruslah menjadi lebih baik dari diri kita yang dulu,  tapi jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain. Tulisan ini nasehat buat aku.  Semoga ada hikmah yg bisa diambil ya. Semangat memperbaiki diri. Jangan lupa dzikir. 😊 
💌 @hibaten ~ 070320 ~

0 komentar:

Posting Komentar

 

Belajar bersama, berbagi cerita Template by Ipietoon Cute Blog Design